Protein
merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, karena protein mengandung unsur-unsur
C, H, O, dan N yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein tersusun oleh senyawa asam amino yang
mengandung gugus amino (-NH2) dan gugus karboksil. Ada beberapa cara pengolahan
protein yang dapat merubah protein dalam bahan-bahan makanan yang akan
dijelaskan berikut ini.
11. Denaturasi
Denaturasi didefinisikan suatu proses yang merubah konfigurasi tiga dimensi dari molekul protein, tanpa menyebabkan adanya pemecahan ikatan peptida (Dr. Pokis Tarigan, 1993). Protein dikatakan mengalami denaturasi sempurna pada konformasi dimana rantai protein tidak kehilangan fungsi biologis.Faktor-Faktor Penyebab
Beberapa faktor penyebab yang ditimbulkan dari
denaturasi, diantaranya (Hanny Vistanty, 2010):
·
Perubahan
pH : penggumpalan kasein
·
Panas
: merusak ikatan hidrogen dan jembatan gara
·
Radiasi
: sinar X dan U.V
·
Pelarut
organik : aseton, alkohol.
·
Garam-garam
dari logam berat : Ag2+, Hg2+, Pb2+
·
Pereaksi-pereaksi
alkaloid : asam tannat, asam pikrat bisa menggumpalkan protein menurunkan
infeksi.
·
Pereduksi
: thioglikolat
Mekanisme dan Dampak pada Produk
Menurut Rex Montgomery, ada 7 mekanisme dan dampak
yang ditimbulkan dari terjadinya denaturasi, yaitu (Rex Montgomery, 1993):
a. Panas
dan radiasi sinar ultraviolet
Proses
panas dan radiasi sinar ultraviolet menghasilkan gumpalan protein. Contohnya
adalah telur goreng dan telur rebus. Cara ini digunakan pada proses sterilisasi
yang berarti mendenaturasikan enzim-enzim bakteri tersebut. Protein yang
terdenaturasi lebih mudah tercernakan dan dengan alasan inilah makanan yang
mengandung protein perlu dimasak dulu sebelum dihidangkan.
b. Pelarut-pelarut
organik
Pelarut
etanol membentuk ikatan hidrogen intermolekuler dengan molekul protein dan
demikian memutuskan ikatan hidrogen intermolekuler. Etanol 70% dipergunakan
sebagai desinfektan untuk membersihkan kulit sebelum disuntik. Alkohol ini berfungsi
mendenaturasikan protein bakteri yang mungkin terdapat pada kulit.
c. Asam
atau basa
Pereaksi
asam atau basa memecah ikatan ion intermolekul menyebabkan koagulasi protein.
Bila protein kontak lama dengan asam atau basa maka kemungkinan besar ikatan peptida
terhidrolisis sehingga struktur primer rusak sama sekali.
d. Ion
logam berat
Ikatan
ion intramolekul dipecah dan menyebabkan protein mengendap sebagai senyawa
protein-logam yang tak larut. Sifat inilah yang memberikan kemungkinan beberapa
garam logam berat digunakan sebagai antiseptik. Contohnya perak nitrat yang
digunakan mencegah infeksi gonore pada mata anak yang baru lahir sehingga mampu
mengendapkan protein bakteri.
e. Pereaksi
alkaloid
Pereaksi
asam pikrat dan asam tanatbersenyawa dengan muatan positif pada gugus amino dan
memutuskan ikatan ionic intramolekul disebut juga pereaksi alkaloid karena
kedua reaksi ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi alkaloid seperti
morfin, kodein dan lain-lain.
f. Denaturasi
rambut (kriting permanen)
Protein
rambut terdiri dari asam amino yang mengandung dulfur tinggi membentuk jembatan
disulfide antara asam amino yang menentukan bentuk rambut. Proses kritingan
permanen dimaksud untuk memutuskan jembatan disulfide dengan menambahkan
reduktor. Hasilnya adalah rambut terbentuk baru.